PEMBANGUNAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG
Perkembangan
koperasi telah berjalan dengan ciri tersendiri, yaitu campur tangan pemerintah
dalam pembinaan dan pengembanganya. Tahapan-tahapan dalam perkembangan koperasi
di Negara berkembang :
1. Akhir abad ke 19
dan awal abad ke 20 para emigrant Eropa mendirikan koperasi pertanian di Argentina, Brazil
Selatan, Transvaal, Rhodesia Selatan, dan India dengan unsur-unsur konsepsi
Reiffeissen.
2.
Selama Periode
diantara Perang Dunia I dan Perang Dunia II pemerintah colonial Inggris
membentuk organisasi koperasi modern atas dasar Pola Pengembangan Koperasi
India Inggris, dianggap sebagai suatu model bagi usaha mendorong pengembangan
koperasi modern yang diprakarsai oleh rakyat setempat. Di derah yang terdapat hubungan antara
koperasi dan pergerakan kemerdekaan Pengusaha Kolonial merasa khawatir jika
koperasi dapat tumbuh misalnya di Indonesia dan Kenya.
3.
Periode 1945-1960
Konferensi Pangan dan Pertanian International tahun 1943 di Virginia (USA)
menekankan pentingnya organisasi koperasi. Untuk mendorong prakarsa pertumbuhan
koperasi berbagai kegiatan pemerintah dilakukan selama tahap ini.
Kegiatan-kegiatan ini telah dilaksanakan oleh Penguasa Kolonial Inggris,
Prancis, dan Afrika. Pemerintah di India dan Indonesia.
4. Periode 1960-1970
dapat diamati suatu penyebaran dan pertambahan jumlah koperasi modern dibanyak
Negara berkembang. Banyak pemerintah di Negara Asia dan Amerika Selatan mulai
mendorong pembentukan koperasi (dengan bantuan bilateral dan internasional) dan
memanfaatkannya sebagai sarana bagi pembangunan pertanian.
5. Organisasi
Internasional menekankan peranan koperasi sangat penting dalm pembangunan
social ekonomi dan mengusulkan pemerinatah Negara untuk mendorong prakarsa dan
pengembangan organisasi swadaya.
Struktur
organisasi dan kegiatan koperasi di pedesaan di Negara Dunia Ketiga menunjukan
adanya aneka ragam bentuk di berbagai Negara. Jumlah koperasi yang terbesar
adalah koperasi yang bersifat memberikan jasa-jasa pelayanan, yang diharapkan
menunjang usaha ekonomis para anggotanya dengan menyediakan dan menawarkan
barang-barang dan jasa-jasa melalui penyaluran sarana produksi dan
barang-barang konsumsi kredit, nasihat, pemasaran, pengolahan dan lain-lain.
Koperasi produksi, koperasi produsen,
atau koperasi para pekerja kurang berhasil karena masalah-masalah khusus yang
berkaitan dengan jenis koperasi ini sampai saat ini belum dapat diatasi secara
praktis. Sesuai dengan fungsi-fungsi ynag dilaksanakan oleh perusahaan koperasi
maka bentuk “ Koperasi Serba Usaha” lebih dominan, yang diharapkan dapat
menawarkan berbagai jenis bargng dan jasa yang dibutuhkan anggotanya. Untuk
meningkatkan efisiensi ekonomis koperasi primer mengadakan amalgamasi menjadi
koperasi primer yang lebih besar lagi dan beraplikasi pada organisasi tingkat
sekunder atau tertier yang berusaha di tingkat regional dan nasional.
Pemerintah negara berkembang menunjang
pembentukan organisasi koperasi modern dan membentuk lembaga pemerintah khusus
seperti departemen, direktorat, dan instansi. Lembaga tersebut pendorong
pengembangan koperasi yang memperoleh dana dari negara, swasta, atau dari luar
negeri untuk membelanjai kegiatannya sebagai swadaya koperasi yang berusaha
secara efisien dan berorientasi kepada anggota.
M.
Fathorrazi, 2013, Ekonomi Koperasi, Lembaga Universitas
Komentar
Posting Komentar